Topeng Barong Ket, perwujudan raja hutan pelindung masyarakat Bali.
Pulau Bali
merupakan daerah yang kaya akan kesenian dan budaya keagamaannya. Salah satu
yang paling menarik dari pulau Dewata ini adalah kesenenian tari dan teaternya.
Kesenian yang juga bagian dari ritual keagamaan ini menggunakan topeng sebagai
salah satu perangkat utamanya. Topeng Bali tidak hanya berfungsi sebagai
cinderamata, tapi juga dipercaya sebagai representasi dari perlindungan dan
kejahatan.
Sosok
pelindung yang dipercaya masyarakat bali adalah Barong. Barong adalah topeng
yang berupa binatang mitologi yang memiliki kekuatan gaib. Tidak hanya sebagai
pelindung anak-anak, Barong juga menjadi simbol pelindung setiap daerah di
Bali. Anda dapat menemukan topeng khas Bali ini didalam museum D’topeng Kingdom
kota Batu, room Bali.
Ada beberapa
wujud dari topeng Barong. Yang paling populer adalah Barong Ket yaitu barong
yang berwujud singa. Barong Ket dianggap sebagai manifestasi dari Banaspati
Raja atau Raja Hutan. Orang Bali menganggap seekor singa sebagai Raja Hutan
yang paling dahsyat. Dari wujudnya, Barong Ket ini merupakan perpaduan
antara singa, macan, sapi atau boma. Di Jawa, figur Barong Ket seperti di Bali
adalah Reog Ponorogo.
Topeng Barong
Ket memiliki mata besar dan bulat, menggunakan jenggot dari rambut manusia atau
bulu kuda. Kupingnya lebar, dan di antara kedua matanya terdapat sebuah urna
yang terbuat dari emas atau kayu yang diwarnai dengan cat emas. Warna topengnya
merah tua atau merah muda. Kepala barong sendiri dibuat dari kayu kenanga atau
kayu pule. Kayu yang tela dipilih, dikeringkan terlebih dahulu sebelum memasuki
proses pemahatan.
Barong Ket
diwujudkan ke dalam bentuk binatang berkaki empat dan topengnya disatukn dengan
kostum badannya. Badannya dibuat dari rangkaian rotan dan menggunakan bulu dari
serat, ijuk, bulu gagak, atau bangau putih. Ekornya menjulang ke atas dan
dibuat dari kulit yang dibubuhi kaca-kaca bundar yang dapat memantulkan sinar,
menambah gemerlapan figur itu. Dibelakang topeng Barong Ket itu ada sebuah
sekartaji, dan dua buah sayap kiri dan kanan umumnya seperti hiasan singa
terbang.
Untuk
menarikan Barong Ket ini, dibutuhkan
dua orang yang disebut dengan juru saluk atau
juru Bapang. Salah satu penari di bagian
kepala dan yang satunya berada di bagian ekor. Sebelum memulai pembuatan topeng
untuk pagelaran upacara keagamaan, para pembuat topeng diharuskan puasa dan
bersemedi dan melakukan upacara khusus terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
memberikan ilmu gaib kedalam topeng.
Tari Barong ini melukiskan tentang
pertarungan kebajikan (dharma) dan keburukan (adharma) yang merupakan dua sifat
berlawanan yang disebut dengan rwabineda.
Barong berperan melindungi masyarakat dari Rangda, sosok jahat yang selalu
berusaha menggoda anak-anak dan masyarakat Bali. Namun baik tokoh baik maupun
tokoh jahat, semua mendapat penghormatan yang tinggi oleh masyarakat Bali.
Karena mereka percaya akan adanya keseimbangan antara baik dan buruk.